SUNYI MENJERIT
Pukul 02.20 wib, kejadian 2,8
tahun yang lalu terulang kembali. Dimana jam segitu para mahasiswa biasanya
baru merebahkan diri dan memejamkan mata dikarenakan tuntutan kuliah dan segala
macamnya. Ligatnya para pencuri tanpa hormat memang sungguh cepat dari langkah
korban yang tersadar karena ada barang yang berbunyi jatuh kelantai. Diwaktu itu
sebuah BB tersambar oleh tangan maling, dan betapa tidak ngerinya jeritan
mereka yang tersadar saat maling mengailkan BB tersebut lewat jendela ditengah
malam yang sunyi. Dikarenakan kediaman ini adalah sebuah Asrama, dimana
terkenal dengan seram dan agak angkernya, jadi para penghuni Asrama cewek yang
lain sedikitpun tidak menduga jika teriakan mereka itu menyebutkan sebuah kata
yang tak asing lagi yaitu “maliiiiiing”, rata-rata dari penghuni Asrama cewek
ini mengira kalau jeritan mereka menandakan mereka telah melihat benda-benda
halus yang tak terjangkau oleh pikiran manusia. Namun, apadaya BB telah lenyap
dalam hitungan saat saja. Ketakutan para penghuni Asrama cewek dan
kekurangberanian tetangga Asrama cowok, membuat jejak manusia yang tak
bertanggung jawab (maling) tersebut tinggal menampakkan buntutnya saja dari
belakang.
Dengan kejadian tadi malam, maka
sekarangpun masih terasa ketakutan yang mencekam bagi anak-anak Asrama cewek
yang dikenal mentalnya agak kurang. Bahkan ada beberapa kamar dikosongkan
dengan sengaja oleh penghuninya, dikarenakan masih trauma atas kejadian itu. Kamar
yang kurang beruntung itu letaknya memang agak mengundang niat busuk para
maling, karena gordennya yang agak pendek dan terangkat oleh tiupan kipas
angin. Maka dengan mudahnya mereka untuk menjalankan niat busuk mereka, alhasil
satu BB kandas dari tangan korban, saat itu keadaan BB masih menyatu dengan
chargernya, dan perlawanan pun terjadi sekejap namun korban hanya mendapatkan
bagian charger dan maling mendapatkan BB. Tiga orang cewek yang menghuni kamar
tersebut malam ini dan untuk sementara waktu tidak melelapkan mata mereka
dikamar itu melainkan dikamar-kamar tetangga penghuni Asrama.
Satu hal lagi, kurang lebih 2
bulan yang lalu juga sempat terjadi kemalingan disini, dan ini sungguh
misterius. Dalam hitungan detik, sebuah netbook dan sebuah HP hilang tak tahu
kemana perginya. Anehnya, sang korban hanya meninggalkan lokasi beberapa detik
saja untuk mengambil handuk untuk persiapan hendak mandi, tiada suara dan tiada
jejak kedua barang tersebut langsung lenyap. Jarak antara barang-barang yang
ditinggalkan dengan kamar tempat ia mengambil handuknya boleh dihitung sekitar
15 langkah, namun apa mau dikata barang tersebut telah tidak diketahui lagi keberadaannya.
Mereka boleh dikatakan penjahat,
karena yang di malingin adalah mahasiswa, telah kita ketahui bahwa mahasiswa
kebanyakan miskin karena masih minta gaji bulanan pada orang tua mereka
masing-masing. Atau barangkali Negri ini masih banyak kekurangan lapangan
pekerjaan, sehingga masih banyak yang menekuti profesi jalan pintas tersebut. Dan
juga keamanan di Negri ini masih kurang, karena telah kita lihat saat ini sepertinya
hukum saja bisa dibeli.
Hidup ini emang tidak selamanya
berjalan mulus, oleh karena itu setiap saat kita mesti waspada. Mungkin kejadian
ini adalah satu hal yang kecil jika ditilik dari kejahatan-kejahatan yang
ditangani pihak berwajib saat ini.
Segala sesuatunya telah menjadi
takdir sang Ilahi, manisia hanya bisa merencanakan, namun mutlaknya keputusan
ada ditangan sang pemilik jiwa. Tiada cobaan yang diberikan Tuhan kepada hambanya
melebihi kemampuan hambanya. Semoga dari kita yang membaca tulisan ini bermawas
diri apalagi yang tengah menjalani kehidupan di dunia kota. Kejamnya kota,
lembutnya sebuah desa, itu bukanlah tolak ukur untuk kita merasa lebih nyaman. Kenyamanan
dan kebahagiaan yang hakiki itu letaknya dihati, sebagai hadiah dari sang
Ilahi.