Manusia

Selasa, 19 Maret 2013

SUNYI MENJERIT


SUNYI MENJERIT
Pukul 02.20 wib, kejadian 2,8 tahun yang lalu terulang kembali. Dimana jam segitu para mahasiswa biasanya baru merebahkan diri dan memejamkan mata dikarenakan tuntutan kuliah dan segala macamnya. Ligatnya para pencuri tanpa hormat memang sungguh cepat dari langkah korban yang tersadar karena ada barang yang berbunyi jatuh kelantai. Diwaktu itu sebuah BB tersambar oleh tangan maling, dan betapa tidak ngerinya jeritan mereka yang tersadar saat maling mengailkan BB tersebut lewat jendela ditengah malam yang sunyi. Dikarenakan kediaman ini adalah sebuah Asrama, dimana terkenal dengan seram dan agak angkernya, jadi para penghuni Asrama cewek yang lain sedikitpun tidak menduga jika teriakan mereka itu menyebutkan sebuah kata yang tak asing lagi yaitu “maliiiiiing”, rata-rata dari penghuni Asrama cewek ini mengira kalau jeritan mereka menandakan mereka telah melihat benda-benda halus yang tak terjangkau oleh pikiran manusia. Namun, apadaya BB telah lenyap dalam hitungan saat saja. Ketakutan para penghuni Asrama cewek dan kekurangberanian tetangga Asrama cowok, membuat jejak manusia yang tak bertanggung jawab (maling) tersebut tinggal menampakkan buntutnya saja dari belakang.
Dengan kejadian tadi malam, maka sekarangpun masih terasa ketakutan yang mencekam bagi anak-anak Asrama cewek yang dikenal mentalnya agak kurang. Bahkan ada beberapa kamar dikosongkan dengan sengaja oleh penghuninya, dikarenakan masih trauma atas kejadian itu. Kamar yang kurang beruntung itu letaknya memang agak mengundang niat busuk para maling, karena gordennya yang agak pendek dan terangkat oleh tiupan kipas angin. Maka dengan mudahnya mereka untuk menjalankan niat busuk mereka, alhasil satu BB kandas dari tangan korban, saat itu keadaan BB masih menyatu dengan chargernya, dan perlawanan pun terjadi sekejap namun korban hanya mendapatkan bagian charger dan maling mendapatkan BB. Tiga orang cewek yang menghuni kamar tersebut malam ini dan untuk sementara waktu tidak melelapkan mata mereka dikamar itu melainkan dikamar-kamar tetangga penghuni Asrama.
Satu hal lagi, kurang lebih 2 bulan yang lalu juga sempat terjadi kemalingan disini, dan ini sungguh misterius. Dalam hitungan detik, sebuah netbook dan sebuah HP hilang tak tahu kemana perginya. Anehnya, sang korban hanya meninggalkan lokasi beberapa detik saja untuk mengambil handuk untuk persiapan hendak mandi, tiada suara dan tiada jejak kedua barang tersebut langsung lenyap. Jarak antara barang-barang yang ditinggalkan dengan kamar tempat ia mengambil handuknya boleh dihitung sekitar 15 langkah, namun apa mau dikata barang tersebut telah tidak diketahui lagi keberadaannya.
Mereka boleh dikatakan penjahat, karena yang di malingin adalah mahasiswa, telah kita ketahui bahwa mahasiswa kebanyakan miskin karena masih minta gaji bulanan pada orang tua mereka masing-masing. Atau barangkali Negri ini masih banyak kekurangan lapangan pekerjaan, sehingga masih banyak yang menekuti profesi jalan pintas tersebut. Dan juga keamanan di Negri ini masih kurang, karena telah kita lihat saat ini sepertinya hukum saja bisa dibeli.
Hidup ini emang tidak selamanya berjalan mulus, oleh karena itu setiap saat kita mesti waspada. Mungkin kejadian ini adalah satu hal yang kecil jika ditilik dari kejahatan-kejahatan yang ditangani pihak berwajib saat ini.
Segala sesuatunya telah menjadi takdir sang Ilahi, manisia hanya bisa merencanakan, namun mutlaknya keputusan ada ditangan sang pemilik jiwa. Tiada cobaan yang diberikan Tuhan kepada hambanya melebihi kemampuan hambanya. Semoga dari kita yang membaca tulisan ini bermawas diri apalagi yang tengah menjalani kehidupan di dunia kota. Kejamnya kota, lembutnya sebuah desa, itu bukanlah tolak ukur untuk kita merasa lebih nyaman. Kenyamanan dan kebahagiaan yang hakiki itu letaknya dihati, sebagai hadiah dari sang Ilahi.