KETABOL MANDO DAN PULAU BERANYUT JADI MENU UTAMA TEMU KREASI MAHASISWA PEKANBARU
Seorang anak rantau yang melangkahkan kakinya ke Kota untuk kuliah tak cukup jika hanya menimba ilmu dibangku perkuliahan saja, khususnya ilmu agama. Apalagi jika kita memilih universitas umum tempat kita belajar, namun selagi ada kemauan didiri kita, maka jalanpun terbentang luas didepan mata. Masih banyak cara untuk kita belajar ilmu untuk bekal kita diakhirat, mungkin di kampus adalah tempat kita belajar untuk bekal masa depan kita di dunia. Untuk meraih suatu kesuksesan itu, kuncinya terletak pada diri kita sendiri. Sebagai makhluk yang diciptakan Allah paling sempurna, maka sepatutnya kita mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan tersebut. Manusia diberi akal sebagai tanda ia lebih sempurna dibandingkan makhluk lainnya, dari akal itu kita berpikir mana yang baik untuk kita ambil dan memilah yang buruk sebagai pengalaman hidup.
Seorang anak rantau yang melangkahkan kakinya ke Kota untuk kuliah tak cukup jika hanya menimba ilmu dibangku perkuliahan saja, khususnya ilmu agama. Apalagi jika kita memilih universitas umum tempat kita belajar, namun selagi ada kemauan didiri kita, maka jalanpun terbentang luas didepan mata. Masih banyak cara untuk kita belajar ilmu untuk bekal kita diakhirat, mungkin di kampus adalah tempat kita belajar untuk bekal masa depan kita di dunia. Untuk meraih suatu kesuksesan itu, kuncinya terletak pada diri kita sendiri. Sebagai makhluk yang diciptakan Allah paling sempurna, maka sepatutnya kita mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan tersebut. Manusia diberi akal sebagai tanda ia lebih sempurna dibandingkan makhluk lainnya, dari akal itu kita berpikir mana yang baik untuk kita ambil dan memilah yang buruk sebagai pengalaman hidup.
Dikampus UR (Universitas Riau) Pekanbaru tempat saya
kuliah, sungguh banyak sekali organisasi-organisasi berbau agama menjalankan
dakwahnya lewat berbagai macam cara. Dan disela-sela sibuk, bagi mahasiswa yang
memilih untuk memperdalam pengetahuan agamanya maka mereka bisa mengikuti suatu
mentoring. Nah, disini mereka bisa dengan leluasa untuk bertanya dan saling
sharing tentang apa-apa saja yang mereka tahu yang berbau islami. Dalam hal ini
saya juga ikut liqo’ yang artinya pertemuan. Liqo’ yaitu salah satu
cadangan tempat menimba ilmu agama yang terdiri dari seorang murobbi dan
beberapa orang anggota. Disini banyak sekali ilmu yang saya dapatkan meskipun
waktunya terbatas. Dalam liqo’ ini, banyak lagi agenda-agenda yang bisa
dilakukan sehingga saya tidak merasakan kejenuhan dalam mengikutinya. Setiap
minggunya selalu saja beda tema atau agenda pertemuannya, yakni ada minggu
materi, minggu bedah buku, minggu bedah film, minggu temu kreasi, ada juga
tukar kado, dan bisa juga dibuat suatu acara yang didalamnya diliputi berbagai
macam game/permainan, dll/.
Pada minggu ini, agenda liqo’ kami yaitu “temu kreasi”.
Nah dipertemuan “temu kreasi” kali ini kami memilih ketabol mando dan pulau
beranyut atau yang dikenal oleh masyarakat Natuna dengan nama tabol mando dan pulau beghonyot sebagai
menu utamanya. Menu ini sebenarnya termasuk juga kedalam makanan khas dari
Natuna. Menu ini sengaja kami pilih karena Murobbi kami orang luar, maksunya
hanya beliau sendiri yang bukan orang Natuna. Kami ingin menghadiahkan atau
ingin mengenalkan beliau pada makanan khas Natuna. Ternyata usaha dan ide-ide ini
tidak sia-sia, dan Murobbi kami pun tersenyum riang dalam mencicipi makanan
tersebut.
Menu pertama yaitu
ketabol mando dengan bahan-bahan sebagai berikut :
- Tepung sagu
- Kelapa
- Air
- Garam
- Ikan salai
- Daun kunyit
- Merica hitam
- Cabe rawit
- Bawang putih
- Bawang merah
Gambar tepung sagu yang telah dibasahi dengan air garam |
Cara pembuatan :
Tepung
sagu dicampur dengan sedikit air garam hingga kelihatan sembab, kemudian diayak,
setelah itu digonseng dalam kuali.
Ganbar kelapa yang telah diparut |
Setelah kelihatan matang, tepung sagu yang digonseng tadi dicampurkan dengan kelapa. Sebelumnya bumbu terlebih dahulu diaduk rata dengan kelapa. Kemudian, setelah semuanya menyatu lalu ditekan hingga berbentuk.
Untuk hasil yang bagus, dalam mengaduk rata antara tepung dan kelapa yang telah diberi bumbu itu, maka direnjis-renjis juga dengan air garam supaya hasilnya padat dan bisa menggumpal.
Gambar bumbu yang telah dihalus |
Menu kedua yaitu pulau beranyut dengan bahan-bahan
sebabagai berikut :
- Tepung beras
- Kelapa
- Pewarna makanan (Sirup)
- Air
- Gula
- Kulit kayu manis
- Cengkeh
- Daun pandan
Cara pembuatan :
Pertama-tama masukkan
tepung beras kedalam kuali lalu ditambah santan, lalu diaduk hingga merata
sampai mendidih (masak) secara kontinu. Kemudian setelah tepung beras itu masak
(seperti makanan bayi), selanjutnya kita masak air gulanya lagi yaitu air yang
diberi pewarna (sirup) dan gula, lalu dimasak hingga benar-benar masak. Nah,
pada air gula ini supaya menghasilkan bau yang enak, maka dalam proses
memasaknya ditambah kulit kayu manis, cengkeh dan daun pandan. Setelah
dua-duanya masak, maka pulau beranyutpun bisa dihidangkan. Cara penyajiannya
yaitu dengan meletakkan tepung yang telah masak (seperti makanan bayi) tadi
kedalam sebuah mangkok/piring lalu disiram dengan air gula berwarna merah yang
telah masak tadi. Dan pulau beranyutpun siap dinikmati :)
Ketabol
mando dengan bahan dasar dari sagu dicampur dengan kelapa serta bumbunya seolah
menguasai lidah kami pada hari ini, dan pulau beranyut yang bahan dasarnya
adalah tepung beras dengan disiram sama air gula yang diberi sirup berwarna
merah telah menjadi pelengkap kenikmatan
sajian kami kali ini.
Gambar ketabol mando dan pulau beranyut yang siap dihidangkan |
Temu kreasi kali ini benar-benar membuat kami sungguh
bersemangat, apalagi menu-menunya memang pas disuasana hati kami sebagai anak
rantau yang merindukan kampung ,tercinta. Menu ini bisa juga dijadikan menu
berbuka puasa lho J.
yuk, mari dicoba dan cicipi enaknya :D
BalasHapus