Manusia

Sabtu, 22 Desember 2012

TIDAK MENGERTI DAN TIDAK TAHU, AKU



TIDAK MENGERTI DAN TIDAK TAHU, AKU
Aku hanya segelintir dari manusia yang lemah, dan aku juga tidak ingin banyak yang tahu menganai siapa aku sesungguhnya. Namun, dengan ini aku sebenarnya tidak mengerti dan tidak tahu akan kulanjutkan dengan tulisan apa kata-kata berikutnya. Aku manusia yang selalu menggunakan telinga untuk mendengar apa yang bersuara disampingku, kugunakan mata untuk melihat setiap kejadian disekelilingku. Namun aku bukan manusai kuat yang mampu bersuara dan menentang semua yang terekam pada kejadian itu, cukup menjadi penonton dan pendengar setia saja dan itu sudah cukup buat aku untuk tersenyum. Jika kau dan siapapun yang berada disampingku, jangan hiraukan sikapku yang diam, sikapku yang lincah dan sikap ku yang membingungkan bagimu. Karena aku lebih bingung lagi dengan keadaan sekitar yang kalian tumpahkan itu, dan sungguh banyak hal pelik yang nampak olehku, atau mungkin aku orang yang terlalu serius dalam menanggapi keadaan sekitar, namun jika manusia banyak bermuka dua dalam menjalani kehidupan, apakah ini juga mesti didiamkan dan sekedar ditonton saja. Adakah yang bersedia jadi pembongkar setiap orang yang pandai bersandiwara? Dan jelas bukan aku orang yang mampu mengendalikan semua itu, cukup aku setia jadi penonton saja.
Pelik sungguh dunia ini, jika damai itu datang dengan adanya orang-orang yang berwajah polos dan manis, mungkin setiap waktu dalam do’aku, aku memohon pada Tuhan akan hal itu. Sungguh manusia selalu berkeluh kesah dan sulit jumpa akan tenang dan damai. Bisa jadi hari ini riuh dengan kegembiraan dan sesaat kemudian datang kesedihan yang melanda, saat bahagia senyum mewah menerpa, tak sadar manusia itu dengan kebahagiaannya dan saat sedih menghampiri, resah langsung menghantui setiap detik langkah kakinya. Betapa syukur masih langka dalam setiap langkah hidup manusia, hanya segelintir orang yang benar-benar ikhlas dalam penghidupan yang ia alami. Dan orang itu adalah orang yang benar-benar percaya dan yakin akan kehadiran Tuhannya. 

Tak mengerti dan tidak tahu, Aku..........
Aku hanya belajar hidup menerima dan memberi
Aku hanya belajar hidup ikhlas dengan semua yang terjadi
Aku hanya belajar hidup dalam kesunyian dan kegirangan ini
Aku hanya belajar hidup untuk tahu dan mengerti
Namun, untuk itu aku perlu orang lain untuk menemaniku disini
Disini aku terpaku dalam sepi
Terhanyut dalam sendiri
Terhenyak dalam balutan rasa yang tak mengenakkan hati
Rasa yang timbul dan pergi
Rasa yang datang selalu menghampiri
Dan aku tetap hanyut dalam sendiri...........

Selasa, 16 Oktober 2012

MANIS MENERPA DIPAGI HARI


MANIS MENERPA DIPAGI HARI
  Pagi ini Cacha disibukkan dengan aktivitas kost, dimana cucian menumpuk dan wajib dicuci pagi itu juga, kuliah yang masuknya pagi banget. Dengan badan yang masih letih, Cacha bersemangat mengerjakan segala aktivitas dipagi ini. Mulai pukul 04.12 pagi, mata yang menghukumnya untuk tidak bisa tidur lagi, dengan itu ia pun mengerjakan shalat sepertiga malam dan dilanjutkan dengan shalat fajar setelah rehat bentar, lalu shalat subuh dan terakhir ia tetap melantunkan tilawah. Setelah urusan akhirat ia lakukan, lalu ia melanjutkan dengan panggilan aktivitas dunia lagi.
            Tepatnya pukul 05.55, Cacha menuju bak belakang dan mulai nyuci pakaian yang telah ia rendam sebelumnya. Pakaian yang menumpuk membuat ia lama meneladani pekerjaan satu ini. Setelah itu, dengan waktu yang agak tergesa-gesa ia lanjutkan untuk mandi dan hendak ke Kampus.
            Setelah semuanya siap dan langkah telah ringan menuju Kampus, ada aja yang ketinggalan, terpaksa ia balik ke kost lagi. Waktu di HP menunjukkan puluk 07.11 sementara kuliah wajib masuk jam 07.30. Belum lagi jalan menuju gerbang depan juga agak memakan waktu ±
10 menit, karena kondisi kostnya agak jauh dari jalan raya, belum lagi dosen yang akan masuk hari ini adalah yang terkenal disiplin dan ga suka dengan mahasiswa yang terlambat, nah dalam perjalanan inilah dihatinya selalu membacakan do’a-do’a yang ia anggap bisa menenangkan sedikit hatinya yang kepikiran takut terlambat. Tuhan Maha Pengasih lagi Penyayang telah memudahkan langkahnya, ditengah jalan sebelum jumpa jalan raya ada seorang gadis yang mengenakan hijab panjang menawarkan ia untuk ikut dengannya menuju Kampus. Meskipun gadis ini belum pernah ia kenal sebelumnya, namun Cacha yakin bahwa gadis ini adalah gadis baik-baik dan itu tercermin pada pakaian yang ia kenakan, dengan itu tanpa ragu ia langsung naik diatas motor tersebut. Alhamdulillah ucapnya dalam hati seketika itu dan syukurnya tak henti ia tujukan buat sang Kholik Tuhan Maha Tahu.
            Mungkin ini hanya kisah biasa, namun bagi Cacha ini sungguh kisah yang akan selalu ia kenang, karena meskipun ia sibuk dan rasa tak menentu saat itu, ada rasa takut, cemas dll, namun dengan yakin dalam hatinya dan dengan melafadzkan kalimah-kalimah Tuhan, ia dapatkan titik penyelesaian dari ketakutan yang ia rasakan. Dan jika sampai tidak ada tumpangan waktu itu, mungkin hari ini ia telah absen didaftar hadir kuliah.

Minggu, 23 September 2012

SAAT GORO DAN BERITA DUKA


           SAAT GORO DAN BERITA DUKA

 Hari ini 23 September 2012 tepatnya jam 11.00 pagi, saya dikejutkan dengan sebuah berita duka lewat pesan singkat (sms) yang kabarnya datang dari kampung halaman Tanjungkumbik. Pagi ini saya dapat berita bahwa telah terjadi musibah kebaran dan tiga buah rumah ludes dilalap sijago merah. Kejadian ini berlangsung sekitar pukul 10.30 dini hari. Setelah membaca pesan singkat ini, langsung saya telphone adik saya di kampung selaku pemberi informasi kepada saya, dan ternyata memang benar kabar ini adanya. Rasa sedihpun membaluti hati saya, betapa tidak rumah yang terbakar adalah rumah teman seperjuangan saya semasa sekolah dulu dari SD sampai SMA. Rasa lelah habis goro (gotong royong) diasrama tercinta lenyap dan berubah menjadi rasa sedih yang meneteskan air mata. Dengan berada dikejauhan, tak ada yang bisa saya lakukan selain berdo’a agar yang ditimpa musibah diberikan ketabahan dan yakinlah bahwa semua yang terjadi pasti ada hikmahnya.

           

 Gambar rumah terbakar di Tanjungkumbik, Pulau Tiga-Natuna


               Peristiwa ini berlangsung hanya dalam waktu setengah jam (menurut sumber) dan menghabisi dua buah rumah warga dan satu buah penginapan serta kerugian diperkirakan ± 500.000.000,-. Saat peristiwa berlangsung, banyak dari warga setempat sedang tidak berada dilokasi kejadian, kebanyakan warga lagi ada goro (gotong royong) perbaikan tempat saluran air bersih masyarakat atau PAM. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa, dan dengan adanya musibah ini pompong laut ojek tidak beroperasi seperti biasanya dikarenakan tenaga-tenaga warga yang ada didalam pompong diperlukan untuk membantu memadam api. 


Gambar rumah yang telah habis dilalap si jago merah

Sungguh kuasa Allah itu sangat besar, dalam waktu setengah jam saja tiga buah rumah ini tinggal tiang, memang semua yang ada didunia ini adalah sebuah titipan yang sewaktu-wakttu akan diambil.