MANIS MENERPA DIPAGI HARI
Pagi ini Cacha disibukkan dengan aktivitas kost, dimana cucian menumpuk dan wajib dicuci pagi itu juga, kuliah yang masuknya pagi banget. Dengan badan yang masih letih, Cacha bersemangat mengerjakan segala aktivitas dipagi ini. Mulai pukul 04.12 pagi, mata yang menghukumnya untuk tidak bisa tidur lagi, dengan itu ia pun mengerjakan shalat sepertiga malam dan dilanjutkan dengan shalat fajar setelah rehat bentar, lalu shalat subuh dan terakhir ia tetap melantunkan tilawah. Setelah urusan akhirat ia lakukan, lalu ia melanjutkan dengan panggilan aktivitas dunia lagi.
Pagi ini Cacha disibukkan dengan aktivitas kost, dimana cucian menumpuk dan wajib dicuci pagi itu juga, kuliah yang masuknya pagi banget. Dengan badan yang masih letih, Cacha bersemangat mengerjakan segala aktivitas dipagi ini. Mulai pukul 04.12 pagi, mata yang menghukumnya untuk tidak bisa tidur lagi, dengan itu ia pun mengerjakan shalat sepertiga malam dan dilanjutkan dengan shalat fajar setelah rehat bentar, lalu shalat subuh dan terakhir ia tetap melantunkan tilawah. Setelah urusan akhirat ia lakukan, lalu ia melanjutkan dengan panggilan aktivitas dunia lagi.
Tepatnya pukul 05.55, Cacha menuju bak belakang dan mulai
nyuci pakaian yang telah ia rendam sebelumnya. Pakaian yang menumpuk membuat ia
lama meneladani pekerjaan satu ini. Setelah itu, dengan waktu yang agak
tergesa-gesa ia lanjutkan untuk mandi dan hendak ke Kampus.
Setelah semuanya siap dan langkah telah ringan menuju
Kampus, ada aja yang ketinggalan, terpaksa ia balik ke kost lagi. Waktu di HP menunjukkan puluk 07.11 sementara kuliah wajib
masuk jam 07.30. Belum lagi jalan menuju gerbang depan juga agak memakan waktu ±
10 menit, karena kondisi kostnya
agak jauh dari jalan raya, belum lagi dosen yang akan masuk hari ini adalah yang terkenal disiplin dan ga suka dengan mahasiswa yang terlambat, nah dalam perjalanan inilah dihatinya selalu
membacakan do’a-do’a yang ia anggap bisa menenangkan sedikit hatinya yang
kepikiran takut terlambat. Tuhan Maha Pengasih lagi Penyayang telah memudahkan
langkahnya, ditengah jalan sebelum jumpa jalan raya ada seorang gadis yang
mengenakan hijab panjang menawarkan ia untuk ikut dengannya menuju Kampus. Meskipun
gadis ini belum pernah ia kenal sebelumnya, namun Cacha yakin bahwa gadis ini
adalah gadis baik-baik dan itu tercermin pada pakaian yang ia kenakan, dengan
itu tanpa ragu ia langsung naik diatas motor tersebut. Alhamdulillah ucapnya
dalam hati seketika itu dan syukurnya tak henti ia tujukan buat sang Kholik
Tuhan Maha Tahu.
Mungkin ini hanya kisah biasa, namun bagi Cacha ini
sungguh kisah yang akan selalu ia kenang, karena meskipun ia sibuk dan rasa tak
menentu saat itu, ada rasa takut, cemas dll, namun dengan yakin dalam hatinya
dan dengan melafadzkan kalimah-kalimah Tuhan, ia dapatkan titik penyelesaian
dari ketakutan yang ia rasakan. Dan jika sampai tidak ada tumpangan waktu itu,
mungkin hari ini ia telah absen didaftar hadir kuliah.