PENYESALAN YANG TAK PERLU DITANGISI
Kisah
ini bermula dari kerinduan seorang anak kepada Ibunya, yang telah lama ia tinggalkan semenjak ia memilih
untuk berkeluarga. Selama ia berkeluarga, selama itu pula tidak berjumpa dengan
perempuan yang telah melahirkan, memberikan cairan putih dari dadanya, merawat,
membesarkan, dan memberikannya kasih sayang, hingga saat ia sudah besar dan
menjadi pemuda dewasa sekalipun, ia tetap saja masih berada dalam kata-kata
mamanya. Dia adalah pemuda yang baik dan selalu menuruti kata orang tuanya.
Semenjak kecil ia hanya tinggal dan dibesarkan oleh Ibunda tercinta, karena
ayahnya telah pergi, jauh sebelum ia sempat untuk menatap wajah ayahnya.
Ayahnya meninggal dunia sejak ia berusia tujuh bulan dalam kandungan sang mama.
Semenjak ayahnya meninggal, mamanya hanya bekerja sendirian demi membesarkan
buah hati yang dikasihinya. Dengan gaji seorang guru yang seadanya, namun alhamdulillah
cukup untuk beliau membesarkan anaknya.
Waktu
memang terlalu cepat merenggut masa-masa bahagia mereka berdua. Setelah
menyelesaikan kuliah dan bisa berkerja disalah satu perusahaan ternama,
hingga akhirnya pemuda ini menemukan
gadis dambaan hatinya, gadis yang berhasil membuatnya nyaman saat setiap berada
disampingnya. Gadis inipun lemah terkulai saat ia berada didekat pemuda
tersebut, hatinya seolah-olah tak bisa berpaling lagi ketempat lain. Sungguh
pemuda ini telah menemukan apa yang ia cari, seorang gadis cantik yang sempurna
dimatanya dan yang bisa merubah sikapnya itu.
Meskipun
menyatunya hati dua sejoli ini berawal dari pertemuan yang tak diduga
sebelumnya di sebuah rumah makan sederhana, namun tak dapat dielakkan jika
keduanya memiliki niat dan tujuan yang sama untuk melanjutkan masa depan yang
masih jauh dari pencapaian mereka. Tidak berapa lama menjalani hubungan yang
dikenal dengan istilah pacaran itu, merekapun tidak ingin berlama-lama dan
memutuskan untuk menikah.
Setelah
ia berkeluarga, ia mulai disibukkan dengan keluarganya yang baru ia bina itu. Dan
setelah satu tahun empat bulan kemudian, mereka dikaruniakan serang putra yang
tampan, dan setelah putranya berusia satu bulan, mereka berdua dikejutkan oleh
berita dari sebrang. Ibunda tercintanya telah tiada. Belum sempat membawa dan
memperkenalkan putra tampan mereka, ternyata ibundanya atau nenek dari bayi
tampan ini telah mendahului mereka terlebih dahulu.
Innalillahi
wainna ilaihiroji’un. Dengan terisak tangis sesal yang mendalam kedua suami
istri pun tidak mau berlama dirumah mereka, dan mereka langsung pulang ke desa
kelahiran sang suami. Sesal yang tiada lenyap dari benak ayah satu anak ini,
karena sebelum ibundanya meninggal, beliau pernah menyebutkan satu permintaan
yaitu agar setelah menikah, mereka hendaknya untuk tinggal bersama ibunda. Namun,
dikarenakan ikatan kerja, mereka tidak bisa memenuhi permintaan sang Bunda. Ternyata
permintaan untuk tinggal bersamanya adalah permintaan terakhir yang pernah
beliau keluarkan.
Semuanya
telah terlukis diatas janji-Nya, maka sebagai manusia mereka hanya bisa ikhlas
dan mendo’akan yang terbaik untuk keluarga mereka dan do’a yang selalu
dihubungkan buat almh Bunda tercinta agar menempati tempat yang layak
disisi-Nya, Amin.