Manusia

Sabtu, 26 Januari 2013

DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT



DIATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT 
Detik kian berlalu, tidak ada kata untuk menunggu. Yang pergi beranjak bersama debu dan melayang mengikuti angin, manusia hanya memiliki dua pilihan yaitu sukses ataukah gagal? Hidup ini tidak terpaut kepada sesiapapun, kita yang menjalani sendiri, jika itu kita rasa baik maka ambil dan ikuti jalannya, namun jika ia menurut kita adalah buruk, tinggalkan dan lupakan. Hidup di dunia bisa dihitung jari, namun yang abadi itu menunggu lebih nyata dan pasti yaitu akhirat. Kita tidak dituntut untuk apapun yang berlaku di dunia, namun semua balasannya akan kita dapati di akhirat kelak J
            Manusia selalu saja menanti kebahagiaan, tanpa ia sadar bahwa kebahagiaan itu sebenarnya terletak pada hatinya, bukan benda yang ia impikan untuk dimiliki yang bersifat semu didunia ini. Dan untuk jaman sekarang ini, tidak jarang lelaki banyak mengumbar janji pada wanita pertama yang mampu menarik hatinya, tanpa ia sadar bahwa wanita adalah sifatnya setia dan hendak menunggu kapanpun itu waktu yang dijanjikannya. Sebenarnya islam telah mengajarkan kita untuk tidak berlama-lama dalam menjanjikan sesuatu yang dituntut kearah yang serius, jika itu sebuah lamaran maka hendaknya dihadapan kedua pihak orang tua atau wali bukan antara sesama kita yang mungkin cinta nya itu rayuan dari makhluk bertanduk semata J
Betapa ruginya sebagai wanita yang hanya menunggu janji dari lelaki yang belum tentu akan menjadi imam bagi ia  nantinya, apalagi lelaki itu menjanjikan untuk waktu yang tidak sebentar. Wanita juga memang selalu setia karena ia menilai lelaki lebih pada prinsip yang dipegang lelaki, sementara lelaki bisa saja menaruh janjinya lebih dari satu wanita yang ia jumpai karena lelaki lebih melihat wanita kearah fisiknya.
Maaf jika bahasa ini banyak mengganggu mata pembaca, namun saya hanya ingin share sedikit saja dan ini ada sedikit percakapan :
Y : Kamu cantik dan baik, kenapa kamu masih percaya sama dia (lelaki/pacar), kenapa tidak kamu akhiri aja hubungan kalian, ini kan tidak boleh dalam agama?
U : Karena aku sudah kenal dia selama 2 tahun, dan aku malu jika aku lari darinya dan aku berharap dialah jodohku, aku malu jika dia bukan untukku, harus ku katakan apa pada imamku yang sesungguhnya nanti?
Y : nah, itu kamu tahu dan kamu sadar. Justru, jika tetap kamu lanjutkan hubungan mu ini kamu akan semakin malu jika seandainya dia bukan untukmu. Untuk apa kau merasa malu untuk pergi darinya, malahan dengan kamu tetap bertahan seperti ini, akan membuatmu semakin malu karena semakin banyak yang ia tahu tentang hidupmu. Bukankah kamu hanya akan cerita siapa kamu hanya pada imammu?
U : iya sih, itu impianku, hanya imamku saja yang boleh tahu mengenai ku lebih dalam lagi. Terkadang aku juga bingung dengan apa yang aku lakukan sekarang, aku juga ingin sepertimu bebas dari tuntutan ijin, laporan, dsb. Itu hanya membuat kita kadangkala berbohong dengan apa yang kita lakukan. Namun, pikiran ku buntu untuk menjauhi hal ini :(
Y : kamu salah, pikiranmu tidak buntu, namun bujukan syaitanlah yang membuatmu tak berdaya, kamu harus kuat dan melawan bujukan itu. Tegakkanlah yang menurutmu benar, karena hidupmu memiliki pilihan dan hati-hati dalam memilih pilihan itu.
U : betapa kata-katamu telah merenyuhkan hatiku, bantu aku untuk keluar dari jurang ini, betapa nistanya aku yang selama ini merasa kuat kalau dia adalah jodohku, betapa telah banyak yang aku beritahu dia mengenai siapa aku, betapa banyak keluh yang aku adukan sama dia yang semestinya Allah lah tempat mengadu, dan betapa hatiku malu dengan rasa yang belum tentu buatku. Terimakasih, kamu adalah teman terbaikku dan bukan mereka yang selalu mendorongku untuk terus melanjutkan hubungan yang belum halal ini. Bantu aku teman, untuk meniti jalan kehidupan ini. :)
            Betapa ia malu dengan apa yang telah ia lakukan, betapa penyesalan itu tak mungkin tidak datang, karena sesuatu yang menimbulkan salah dan membuat kita rugi, maka akan timbul sesal yang datangnya pasti belakangan.
Wanita terkadang terlalu polos mendengar syair yang diutarakan lelaki, tanpa ia sadar syair itu kadangkala bahasa halus yang dibisikkan oleh pihak ketiga. Betapa telah banyak wanita yang terayu dengan kata-kata manis yang diciptakan makhluk keji bertanduk itu.
            Tidakkah wanita berpikir bahwa diatas langit masih ada langit, dan tidak menutup kemingkinan wanita akan menaruh kagum pada lelaki pertama yang ia jumpai hanya dengan melihat prinsip lelaki itu lebih bagus daripada lelaki yang ia jumpai sebelumnya :)
Dan Allah itu adalah dzat yang Maha membolak-balikkan hati manusia :).. Sesungguhnya kita sebagai manusia tidaklah lebih buruk dari anjing jalanan jika kita dikalahkan oleh nafsu semata dan akan lebih baik dari malaikat jika kita bisa membawa diri pada ketakwaan yang sesungguhnya. 

#semoga bermanfaat :)
salam ukhuah

Jumat, 25 Januari 2013

TENANGKU DALAM QIYAMUL LAIL



TENANGKU DALAM QIYAMUL LAIL
Ketenangan? Kapankah kita merasakan ketenangan? Apakah disaat kita lagi tertawa bersenang-senang dengan teman kita, saat kita lagi belajar dengan guru yang super dalam mengajar, saat kita yang lagi bercinta dengan kekasih di dunia, saat kita yang mendongengkan adik yang  hendak tidur, ataukah saat kita yang lagi berbincang dan bercanda gurau dengan orang tua serta keluarga??
            Entah, akupun bingung memaknai ketenangan itu. Namun, yang aku rasakan dari semua pertanyaan diatas adalah kebahagiaan sesaat yang cepat memudar. Dan ianya akan kembali hilang seperti hilangnya rasa tenang jika kita semakin banyak mengeluarkan bahasa dan kata-kata, karena semakin banyak pula kita untuk berpikir apakah yang kita keuarkan dari mulut kita itu apakah benar adanya ataukah penghibur suasana seketika itu saja.
            Malam ini aku tidur agak cepat dan tak seperti biasanya, lalu aku terbangun kira-kira pukul 02.45 wib. Dan aku merasakan gelisah untuk terlelap kembali, aku merasa akan ada suatu kerugian jika aku tetap bersikeras menarik selimutku. Dan, akupun mengikuti kemauan hati yang tersadar itu untuk bangun dan berwudhu, akupun melaksanakan shalat malam atau tahajud. Dimana suasananya sepi, disaat yang lain pada terlelap, disaat yang lain masih berada dalam alam mimpinya, disaat yang lain merasakan kedinginan dan menarik dalam-dalam selimutnya, dan disaat yang lain tengah asyik dengan bantal yang menemannya, disaat yang sama aku dapatkan sebuah ketenangan itu. Tak banyak yang bisa aku ungkapkan dengan kata-kata, karena tenang itu hanya hati yang mampu merasakan betapa indahnya jiwa ini yang sejuk dan damai.
            Khusuknya shalat dalam ketenangan, disini juga bisa dirasakan betapa Allah begitu dekat dengan kita, betapa hati ini bahagia dan tak mampu untuk dilukiskan, dan betapa pengaduan ini seperti langsung sampai. Kuteteskan air mata ini karena penyesalan diri terhadap usia yang kusia-siakan selama ini, betapa telah banyak waktu yang telah kulewati tanpa makna dan manfaat untuk bekal akhirat kelak. Duduk bersimpuh mengahadap Allah dengan khusuk membuat hati tenang dan serasa dunia ini tidak ada dan pikiran-pikiran burukpun menghilang. Sesungguh hanya Allah tempat mengadu, ia yang Maha Tahu isi hati setiap hambanya, bukan teman dekat yang kita tidak tahu kejadian yang akan terjadi esoknya, apakah ia masih setia mendengar keluh kesah kita karena manusia ini selalu berkeluh kesah.